Hadits ini berisikan kabar gembira, belas kasih dan kemurahan
yang besar. Tidak terhitung banyaknya karunia, kebaikan, belas kasih dan
pemberian Allah kepada hamba-Nya. Yang semakna dengan Hadits ini adalah sabda
Nabi Shallallahu 'alaihi wa Sallam : “Allah lebih bergembira atas tobat seorang
hamba-Nya daripada (kegembiraan) seseorang di antara kamu yang menemukan kembali
hewannya yang hilang”.
Dari Abu Ayyub ketika ia hendak wafat ia berkata :
Saya telah merahasiakan dari kalian sesuatu yang pernah aku dengar dari
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam, yaitu saya mendengar beliau bersabda :
“Sekiranya kamu sekalian tidak mau berbuat dosa, niscaya Allah akan menggantinya
dengan makhluk lain yang mau berbuat dosa, lalu Allah memberi ampun kepada
mereka”.
Juga banyak Hadits lain yang semakna dengan Hadits ini.
Sabda beliau “wahai anak Adam, selagi engkau meminta dan berharap kepada-Ku”
semakna dengan sabda beliau : “Aku senantiasa mengikuti anggapan hamba-Ku
kepada-Ku. Oleh karena itu, hendaknya ia mempunyai anggapan kepada-Ku sesuai
kesukaannya”.
Telah disebutkan bahwa bila seorang hamba (manusia) telah
berbuat dosa kemudian menyesal, misalnya dengan mengatakan : “Wahai Tuhanku, aku
telah berbuat dosa, karena itu ampunilah aku. Tidak ada yang dapat mengampuni
dosa-dosaku kecuali Engkau”. Maka Allah akan menjawab : “Hamba-Ku mengakui bahwa
dia mempunyai Tuhan yang mengampuni dosanya dan menghukum kesalahannya, karena
itu Aku persaksikan kepada kamu sekalian bahwa Aku telah memberikan ampunan
kepadanya”. Kemudian hamba itu berbuat seperti itu kedua atau ketiga kalinya,
lalu Allah menjawab seperti itu setiap kali terulang kejadian itu. Kemudian
Allah berfirman: “Berbuatlah sesukamu, karena Aku telah mengampuni kamu”
maksudnya ketika kamu berbuat dosa kemudian kamu mohon ampun.
Ketahuilah,
syarat bertobat itu ada tiga, yaitu meninggalkan perbuatan maksiatnya, menyesali
yang sudah terjadi dan bertekad tidak akan mengulangi. Jika kesalahan itu
berkaitan dengan sesama manusia, maka hendaklah ia segera menunaikan apa yang
menjadi hak orang lain atau minta dihalalkan. Jika berkaitan dengan Allah,
sedangkan di dalam urusan tersebut ada sanksi kafarat, maka hendaklah ia segera
menunaikan pembayaran kafarat. Ini adalah syarat keempat. Sekiranya seseorang
mengulangi dosanya berkali-kali dalam satu hari dan ia melakukan tibat sesuai
dengan syarat tersebut, maka Allah akan mengampuni dosanya.
Sabda beliau
(Allah berfirman) : “maka Aku akan mengampuni dosamu dan Aku tidak pedulikan
lagi” maksudnya engkau mengulangi perbuatan dosa kamu dan Aku tidak
mempermasalahkan dosa-dosamu itu.
Sabda beliau (Allah berfirman) : “Wahai
anak Adam, walaupun dosamu sampai setinggi langit, bila engkau mohon ampun
kepada-Ku, niscaya Aku memberi ampun kepadamu” maksudnya adalah sekiranya dosa
beberapa orang dikumpulkan, kemudian memenuhi ruang antara langit dan bumi. Hal
ini menunjukkan seberapa pun besarnya dosa, tetapi kemurahan, belas kasih Allah
pengampunan-Nya jauh lebih luas dan lebih besar, sehingga tidak berimbang antara
dosa dan pengampunan dan siat keagungan Allah ini tidak terhingga, sehingga dosa
yang memenuhi alam ini tidak mengalahkan sifat pemurah dan pengampunan-Nya.
Sabda beliau (Allah berfirman) : “Wahai anak Adam, jika engkau menemui
Aku dengan membawa dosa sebanyak isi bumi, tetapi engkau tiada menyekutukan
sesuatu dengan Aku, niscaya Aku datang kepadamu dengan (memberi) ampunan sepenuh
bumi pula” maksudnya adalah engkau datang kepada-Ku dengan membawa dosa-dosa
sebesar bumi.
Kalimat “kemudian engkau menemui Aku” maksudnya engkau mati
dalam keadaan beriman, tanpa sedikit pun menyekutukan Aku dengan apa pun tiada
rasa senang bagi orang mukmin yang melebihi rasa senangnya saat ia bertemu
Tuhannya. Allah berfirman : “Sungguh, Allah tidak mengampuni orang yang
menyekutukan-Nya, tetapi mengampuni dosa selain dari itu kepada siapa yang
dikehendaki”. (QS 4 : 48)
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam
bersabda : “Tidaklah dikatakan terus-menerus berbuat dosa orang yang mau meminta
ampun, sekalipun dia mengulangi tujuh puluh kali dalam sehari”.
Abu Hurairah
berkata bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda : “Mempunyai
anggapan baik kepada Allah termasuk beribadah yang baik kepada Allah”.
|