Hadits ini memuat salah satu pokok Islam dan memuat salah satu
dari kaidah penting Islam dan agama. Adapun yang dimaksud dengan kata “suci”
ialah perbuatan bersuci.
Terdapat perbedaan pendapat tentang maksud kalimat
“suci itu sebagian dari iman” yaitu: pahala suci merupakan sebagian dari pahala
iman, sedangkan yang lain mengatakan bahwa yang dimaksud dengan iman di sini
adalah shalat, sebagaimana firman Allah :
“Allah tidak menyia-nyiakan iman
(shalat) kamu”.(QS. 2: 143)
Thaharah atau bersuci merupakan salah satu dari
syarat sahnya shalat. Jadi, bersuci merupakan sebagian pekerjaan shalat. Kata
“satrun” tidaklah mesti berarti betul-betul setengah, sekalipun ada yang
berpendapat betul-betul setengah.
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam
“(bacaan) alhamdulillaah memenuhi timbangan”, maksudnya besar pahalanya memenuhi
timbangan orang yang mengucapkannya. Dalam Al Qur’an dan Sunnah diterangkan
tentang timbangan amal, berat dan ringannya. Begitu juga sabda Nabi Shallallahu
‘alaihi wa Sallam “(bacaan) subhaanallaah dan alhamdulillaah keduanya memenuhi
ruang yang ada di antara langit dan bumi”. Hal ini karena besarnya keutamaan
ucapan tersebut yang berisi menyucikan Allah dari segala sifat kekurangan dan
cacat.
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam “Shalat itu adalah nur “
maksudnya ialah shalat itu mencegah perbuatan maksiat, merintangi
perbuatan-perbuatan keji dan mungkar, serta menunjukkan ke jalan yang benar,
sebagaimana cahaya yang dijadikan orang sebagai penunjuk jalan. Sebagaian yang
lain berpendapat bahwa yang dimaksudkan, shalat itu kelak akan menjadi petunjuk
jalan bagi pelakunya di hari kiamat. Sedangkan sebagian yang lain lagi
berpendapat bahwa shalat seseorang kelak akan menjadi cahaya yang memancar di
wajahnya di hari kiamat, dan ketika di dunia menjadikan wajah pelakunya
cemerlang, yang mana hal ini tidak diperoleh orang-orang yang tidak shalat.
Wallaahu a’lam.
Tentang sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam “
shadaqah adalah pembela ”, pengarang kitab At Tajrid mengatakan, maksudnya ialah
dia akan membutuhkan pembelaan dari shadaqah (zakat)nya, sebagaimana ia
membutuhkan pembelaan dengan berbagai bukti-bukti yang dapat menyelamatkannya
dari hukuman. Seolah-olah seseorang jika kelak di hari kiamat dimintai tanggung
jawab dalam membelanjakan hartanya, maka shadaqah (zakat)nya dapat menjadi
pembela bagi dirinya dalam memberikan jawaban, misalnya ia berkata : “ Aku
gunakan hartaku untuk membayar zakat ”.
Pendapat yang lain mengatakan bahwa
maksudnya ialah shadaqah (zakat)nya menjadi bukti keimanan pelakunya. Hal ini
karena orang munafik tidak mau mengeluarkan zakat karena tidak meyakininya.
Barang siapa yang mengeluarkan zakat, hal itu menunjukkan kekuatan imannya.
Wallaahu a’lam.
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam “ sabar adalah
cahaya ” maksudnya sabar itu sifat yang terpuji dalam agama, yaitu sabar dalam
melaksanakan ketaatan dan dalam menjauhi kemaksiatan. Demikian juga sabar
menghadapi hal yang tidak disenangi di dunia ini. Maksudnya, sabar itu sifat
terpuji yang selalu membuat pelakunya memperoleh petunjuk untuk mendapatkan
kebenaran.
Ibrahim Al Khawash berkata : “ Sabar yaitu teguh berpegang
kepada Al Qur’an dan Sunnah ”. Ada yang berkata : “ Sabar yaitu teguh menghadapi
segala macam cobaan dengan sikap dan perilaku yang baik ”.
Abu ‘Ali Ad
Daqqaq berkata : “ Sabar yaitu sikap tidak mencela taqdir. Akan tetapi, sekedar
menyatakan keluhan ketika menghadapi cobaan tidaklah dikatakan menyalahi sifat
sabar ”. Allah berfirman tentang kasus Nabi Ayyub : “ Sungguh Kami mendapati dia
seorang yang sabar, hamba yang sangat baik, dan orang yang suka bertobat ”. (QS.
Shaad : 44) Padahal Nabi Ayyub pernah mengeluh dengan berkata : “ Sungguh
bencana telah menimpaku dan Engkau (Ya Allah) adalah Tuhan yang paling berbelas
kasih ”. (QS. Al Anbiya’ : 83)Wallaahu a’lam.
Sabda Nabi Shallallahu
‘alaihi wa Sallam “Al Qur’an menjadi pembela kamu atau musuh kamu” maksudnya
jelas, yaitu bermanfaat jika kamu baca dan kamu amalkan, tetapi jika tidak, akan
menjadi musuh kamu.
Sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam “Setiap
manusia bekerja, lalu dia menjual dirinya, kemudian pekerjaan itu dapat
menyelamatkannya atau mencelakakannya” maksudnya setiap orang bekerja untuk
dirinya. Ada orang yang menjual dirinya kepada Allah dengan berbuat ketaatan
kepada-Nya sehingga dirinya selamat dari adzab, seperti Allah firmankan :
“Sungguh Allah membeli dari orang-orang mukmin jiwa dan harta mereka, sehingga
mereka mendapatkan surga”. (QS. 9 : 111)
Ada orang yang menjual dirinya
kepada setan dan hawa nafsunya dengan mengikuti bisikan-bisikannya sehingga
dirinya menjadi celaka. Ya Allah, berilah kami taufiq untuk melakukan amal
ketaatan kepada-Mu dan jauhkanlah kami sehingga diri kami dapat terjauh dari
perbuatan-perbuatan melawan perintah-Mu.
|