Pengarang kitab Al Ifshah berkata : “Boleh jadi Nabi mengetahui
laki-laki tersebut sering marah, sehingga nasihat ini ditujukan khusus
kepadanya. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam memuji orang yang dapat
mengendalikan hawa nafsunya ketika marah”. Sabda beliau : “Bukanlah dikatakan
orang yang kuat karena dapat membanting lawannya, tetapi orang yang kuat ialah
orang yang mampu mengendalikan hawa nafsunya di waktu marah”.
Allah juga
memuji orang yang dapat mengendalikan nafsunya ketika marah dan suka memberi
maaf kepada orang lain. Diriwayatkan dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam
bahwa beliau bersabda : “Barang siapa menahan marahnya padahal ia sanggup untuk
melampiaskannya, maka kelak Allah akan memanggilnya pada hari kiamat di hadapan
segala makhluk, sehingga ia diberi hak memilih bidadari yang
disukainya”
Tersebut pada Hadits lain : “Marah itu dari
setan”.
Oleh karena itu, orang yang marah menyimpang dari keadaan normal,
berkata yang bathil, berbuat yang tercela, menginginkan kedengkian, perseteruan
dan perbuatan-perbuatan tercela. Semua itu adalah akibat dari rasa marah. Semoga
Allah melindungi kita dari rasa marah. Tersebut pada Hadits Sulaiman bin Shard :
“Sesungguhnya mengucapkan ‘a’udzuubillaahi minasy syaithanirrajiim’ dapat
menghilangkan rasa marah”.
Karena sesungguhnya setanlah yang mendorong
marah. Setiap orang yang menginginkan hal-hal yang terpuji, setan selalu
membelokkannya dan menjauhkannya dari keridhaan Allah, maka mengucapkan
“a’udzuubillaahi minasy syaithanirrajiim” merupakan senjata yang paling kuat
untuk menolak tipu daya setan ini.
|